Jumat, 03 Juli 2015

MACAM - MACAM KUTIPAN

  1.      Penulisan Kutipan Langsung

Mengutip pendapat ahli secara langsung seperti bahasa asli dalam sumber dapat dibedakan penulisannya atas: (1) penulisan kutipan langsung yang pendek dan (2) penulisan kutipan langsung yang panjang. Batasan kutipan pendek dan panjang ini sangat beragam. Arifin(1990:30) member batasan kutipan pendek adalah satu sampai lima baris aslinya dan kutipan panjang adalah enam baris atau lebih aslinya. Mukhadis (2002:47) member batasan kutipan pendek adalah kurang dari 40 kata aslinya dan kutipan panjang adalah 40 kata atau lebih aslinya.Hidayat (2001:63) member batasan kutipan pendek adalan tidak lebih dari tiga baris aslinya dan kutipan panjang adalah lebih dari tiga baris aslinya.
 
a)      Penulisan kuipan langsung yang pendek 
      Penulisan kutipan langsung yang pendek dapat dilakukan dengan memasukkan kutipan itu ke dalam kalimat penulis di antara tanda kutip (“…..”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks. Hal itu seperti berikut

… tersebut. Menuurt Ibnu (2002:19) “bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan hanya yang benar-benar dirujuk dalam tubuh artikel dan sebaliknya semua rujukan yang telah disebutkan dalam tubuh artikel harus tercatat di dalam daftar rujukan”.

b)      Penulisan kutipan langsung yang panjang
      Penulisan kutipan langsung yang panjang dapat ditulis tanpa tanda kutip dan ditulis terpisah dari kalimat yang mendahului dan kalimat yang mengikutinya. Bentuk kutipan tersebut 
      ditulis satu spasi dan kiri kanan menjorok ke dalam teks. Hal itu sebagai berikut

… Menurut Kridalaksana (1996:2), variasi bahasa berdasarkan pemakai bahasa dibedakan atas empat jenis sebagai berikut ini
(1) Dialek regional yaitu variasi bahasa berdasarkan daerah. Variasi regional membedakan bahasa yang dipakai di satu tempat dengan yang dipakai di tempat lain.
(2) Dialek social yaitu dialek yang dipakai olehkelompok social tertentu atau yang menandai stratum social tertentu.
(3)Dialek temporal yaitu dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu. 
(4)Ideolek yaitu keseluruhan cirri-ciri bahasa seseorang.

  2.      Mengutip Secara Tidak Langsung
      
      Penulisan kutipan secara tidak langsung berarti berarti mengutip ide pakar lain yangdikemukakan dengan bahasa penulis (pengutip) sendiri. Penulisan kutipan secara tidak langsung dibuat tanpa tanda kutip dan terpadu dalam paragraph. Hal itu sebagai berikut ini.

…. ahli tersebut. Perujukan pendapat ahli tersebut dalam tulisan dapat dilakukan dengan dua cara utama yakni: (1) mengutip pendapat ahli secara langsung yang berarti mengutip pendapat ahli sesuai dengan aslinya; (2) mengutip pendapat ahlisecara tidak langsung yang berarti hanya mengutip idea tau pendapat ahli dankemukakan dengan bahasa sendiri (Mukhadis, 2002: 47-48).


SUMBER
 https://www.academia.edu/4814789/Kutipan_langsung_dan_tidak_langsung_dalam_penulisan_karya_ilmiah

Jumat, 26 Juni 2015

LANGKAH - LANGKAH DAN URUTAN KARYA ILMIAH



Dalam pembuatan sebuah karya ilmiah dibutuhkan beberapa tahapan - tahapan, diantaranya yaitu : tahap persiapan, tahap penulisan dan tahap evaluasi.

A. Tahap Persiapan
 
1. Memilih Topik dan Tema
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
a. Isu-isu yang masih hangat.
b. Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
c. Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
d. Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.

2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.

3. Survei Lapangan
Langkah ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.

4.  Membangun Bibliografi
Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.

Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya :
a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Penyusunan Bibliografi :
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

5. Menyusun Hipotesis
Langkah ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati obyek penelitian.

6. Menyusun Rancangan Penelitian
Merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan. Menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.

7. Melaksanakan Percobaan Berdasarkan Metode yang Direncanakan
Langkah ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan obyek penelitian

8. Melaksanakan Pengamatan dan Pengumpulan Data
Setelah melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang dilakukan tersebut.

9. Menganalisis dan Menginterpretasikan Data
Langkah ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.

10. Merumuskan Kesimpulan dan Teori
Langkah ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek penelitian.

B. Tahap Penulisan
Format Umum Penulisan Karya Ilmiah :
  • Bagian Permulaan
    1. Halaman Sampul
      • Judul
      • Jenis laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)
      • Nama, NIM Mahasiswa
      • Lambang Institusi
      • Nama Lengkap Universitas
    2. Halaman logo
    3. Halaman Judul (sama dengan halaman sampul)
      Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
    4. Halaman Persetujuan
      • Persetujuan Pembimbing
      • Pengesahan untuk para penguji
    5. Kata Pengantar
    6. Ucapan Terimakasih
    7. Abstrak
    8. Daftar Isi
    9. Daftar tabel, gambar dan lampiran
  • Bagian Isi
    1. Pendahuluan
      • Latar belakang pengambilan topik
      • Perumusan masalah
      • Tujuan
        *Umum
        *Khusus
      • Manfaat Penelitian
    2. Kerangka Teori/Tinjauan Pustaka
    3. Kerangka Konsep
      • Diagram kerangka konsep
      • Hipotesa
      • Defenisi operasional
    4. Metodologi Penelitian
      • Rancangan/desain penelitian
      • Populasi
      • Pengambilan sampel
      • Cara pengolahan data
    5. Hasil Penelitian
      • Penguraian hasil penelitian
    6. Pembahasan
      • Mebahas hasil penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah dibuat
    7. Kesimpulan
    8. Saran
C. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Hal yang harus menjadi perhatian diantaranya yaitu isi artikel, sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan.

Sumber :

Kamis, 23 April 2015

Permasalahan Peluncuran Bahan Bakar Pertalite RON 90



       PT Pertamina (Persero) berencana untuk meluncurkan bensin varian baru bernama Pertalite yang memiliki indeks kadar oktan alias RON 90-91. Dimana salah satu kompisisi Pertalite RON 90 adalah campuran Pertamax RON 95. Dengan nafta yang memiliki RON 65-70, agar RON-nya menjadi RON 90 harus dicampurkan HOMC. HOMC ini banyak disebut Pertamax, campurannya HOMC yang RON-nya 92-95, lalu tambahkan zat aditif EcoSAVE agar halus, bersih dan irit. Ketiga bahan ini dicampurkan sampai pas RON 90.

       Dulu Pertamina pernah meluncurkan produk yang namanya Premix dengan RON 90, akan tetapi sangat berbeda dengan Pertalite. Premix menggunakan campuran MTBE (Methyl Tertra Butyl Ether), sedangkan Pertalite merupakan campuran Nafta dan HOMC (High Octane Mogas Component). Karena penggunaan MTBE dilarang karena terbukti mencemari air tanah. MTBE adalah octane booster untuk meningkatkan angka octan. Sementara Pertalite itu murni dari campuran HOMC dengan nafta, tidak pakai octan booster. Jadi, Pertalite ditambah zat aditif lainnya seperti EcoSAVE yang membuat bahan bakar semakin baik. Aditif yang ditambahkan bukan untuk menaikkan oktan, tapi menambahkan features BBM menjadi lebih terbakar sempurna, sehingga mesin lebih bertenaga dan halus, ramah lingkungan dan hemat karena melaju lebih jauh.

       Rencana PT Pertamina (Persero) meluncurkan Pertalite RON 90 ingin menggantikan  Premium RON 88. Karena jenis bahan bakar Pertalite ini lebih bersih, lebih ringan dan lebih bagus daripada premium tetapi harganya lebih murah dari Pertamax, jadi masyarakat bisa memilih bahan bakar yang lebih baik. Ada dua aspek alasan premium dihapuskan. Pertama, Premium di banyak negara sudah tidak banyak digunakan. Kedua, memang Premium dalam pengadaan buat Pertamina tergantung pada blending (pengolahan) di luar negeri. Bahan bakar Pertalite bisa dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik perusahaan asing, karena BBM ini tidak disubsidi oleh negara. 

       PT Pertamina (Persero) menghapus Premium RON 88 sangat didukung oleh tim pemberantas mafia migas karena dianggap biang kekisruhan BBM di Indonesia. Faktanya konsumsi bensin secara nasional 60% berasal dari impor, sementara sudah tidak ada lagi jenis bensin RON 88 yang dijual di pasar minyak internasional. Sebelumnya impor minyak maupun BBM dilakukan oleh anak usaha PT Pertamina, Pertamina Energy Trading Limited (Petral), yang kini akan dibubarkan. Agar produksi BBM jenis RON 88 di dalam negeri dihentikan.

       Dengan adanya penghapusan Premiun RON 88 membutuhkan waktu yang lama, paling lama 2 tahun.  Karena Indonesia belum bisa terlepas dari Premium RON 88. Akan tetapi tantangan terberat Pertamina adalah pembangunan dan perbaikan kilang. Kilang-kilang Pertamina itu sudah cukup tua. Kilang itu sudah berusia 40 tahun, kilang yang paling muda adalah kilang Balongan (Indramayu, Jawa Barat).

       Ketika kita hilangkan RON 88, maka terpaksa kilang ditutup. Implikasi ketika kilang ditutup, terpaksa impor produk-produk sudah jadi 100%. Di kilang yang sudah tua ini, bensin yang bisa diproduksi hanya bensin RON di bawah 90. Sehingga, Pertamina harus mengimpor bahan bensin RON 95 yang diturunkan lewat percampuran dengan bensin hasil kilang yang RON-nya sekitar 80. Dari percampuran ini dihasilkan bensin RON 88 atau bernama Premium.


       Dari berbagai pengalaman pada saat selisih harga Premium dan Pertamax hanya Rp 9.400 atau sekitar Rp 1.000/liter, konsumsi Pertamax melonjak hingga 100% lebih. Ketika selisih harga Premium dan Pertamax kembali melebar, masyarakat kembali beralih lagi ke Premium. Dengan mengambil medium range antara Premium dan Pertamax, harga RON 90 sekitar Rp 8.000-8.300/liter.Kebijakan pemerintah Premium akan tetap tersedia di masyarakat. Lahirnya Pertalite akan jadi produk tambahan dari Pertamina yang menjadi terobosan bagus untuk Pertamina. Karena perbedaan harga Premium dan Pertamax terlalu jauh dan dijadikan varian.


       Bahwa bensin jenis ini sebenarnya punya peluang market yang cukup besar karena populasi kendaraan dengan spesifikasi mesin yang membutuhkan bensin dengan RON 90 jumlahnya cukup tinggi. Bila dilihat dari kesesuaian perbandingan kompresi mesin dengan RON pada BBM yang ada sekarang, populasi terbanyak adalah kendaraan dengan kompresi antara 9:1-10:1 tapi BBM-nya nggak tersedia. Adanya RON 88 untuk yang kompresinya di bawah 9:1, RON 92 untuk 10:1-11:1 dan RON 95 untuk 11:1-12:1. Karena yang RON 90 belum tersedia, sehingga kendaraan dengan mesin 9:1-10:1 harus pakai Premium atau Pertamax. Setelah ada RON 90 jadi lebih sesuai.