PT Pertamina (Persero) berencana untuk meluncurkan bensin
varian baru bernama Pertalite yang memiliki indeks kadar oktan alias RON 90-91.
Dimana salah satu kompisisi Pertalite RON 90 adalah campuran Pertamax RON 95. Dengan
nafta yang memiliki RON 65-70, agar RON-nya menjadi RON 90 harus dicampurkan HOMC.
HOMC ini banyak disebut Pertamax, campurannya HOMC yang RON-nya 92-95, lalu
tambahkan zat aditif EcoSAVE agar halus, bersih dan irit. Ketiga bahan ini dicampurkan
sampai pas RON 90.
Dulu Pertamina pernah meluncurkan produk yang namanya Premix
dengan RON 90, akan tetapi sangat berbeda dengan Pertalite. Premix menggunakan
campuran MTBE (Methyl Tertra Butyl Ether), sedangkan Pertalite merupakan
campuran Nafta dan HOMC (High Octane Mogas Component). Karena penggunaan MTBE
dilarang karena terbukti mencemari air tanah. MTBE adalah octane booster untuk
meningkatkan angka octan. Sementara Pertalite itu murni dari campuran HOMC
dengan nafta, tidak pakai octan booster. Jadi, Pertalite ditambah zat aditif
lainnya seperti EcoSAVE yang membuat bahan bakar semakin baik. Aditif yang
ditambahkan bukan untuk menaikkan oktan, tapi menambahkan features BBM menjadi lebih terbakar
sempurna, sehingga mesin lebih bertenaga dan halus, ramah lingkungan dan hemat
karena melaju lebih jauh.
Rencana PT Pertamina (Persero) meluncurkan Pertalite RON 90
ingin menggantikan Premium RON 88.
Karena jenis bahan bakar Pertalite ini lebih bersih, lebih ringan dan lebih
bagus daripada premium tetapi harganya lebih murah dari Pertamax, jadi
masyarakat bisa memilih bahan bakar yang lebih baik. Ada dua aspek alasan premium
dihapuskan. Pertama, Premium di banyak negara sudah tidak banyak digunakan.
Kedua, memang Premium dalam pengadaan buat Pertamina tergantung pada blending
(pengolahan) di luar negeri. Bahan bakar Pertalite bisa dijual di Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik perusahaan asing, karena BBM ini tidak
disubsidi oleh negara.
PT Pertamina (Persero) menghapus Premium RON 88 sangat
didukung oleh tim pemberantas mafia migas karena dianggap biang
kekisruhan BBM di Indonesia. Faktanya konsumsi bensin secara
nasional 60% berasal dari impor, sementara sudah tidak ada lagi jenis bensin
RON 88 yang dijual di pasar minyak internasional. Sebelumnya impor minyak
maupun BBM dilakukan oleh anak usaha PT Pertamina, Pertamina Energy Trading
Limited (Petral), yang kini akan dibubarkan. Agar produksi BBM jenis RON 88 di
dalam negeri dihentikan.
Dengan adanya penghapusan Premiun RON 88 membutuhkan waktu
yang lama, paling lama 2 tahun. Karena
Indonesia belum bisa terlepas dari Premium RON 88. Akan tetapi tantangan
terberat Pertamina adalah pembangunan dan perbaikan kilang. Kilang-kilang Pertamina
itu sudah cukup tua. Kilang itu sudah berusia 40 tahun, kilang yang paling muda
adalah kilang Balongan (Indramayu, Jawa Barat).
Ketika kita hilangkan RON 88, maka terpaksa kilang ditutup.
Implikasi ketika kilang ditutup, terpaksa impor produk-produk sudah jadi 100%. Di
kilang yang sudah tua ini, bensin yang bisa diproduksi hanya bensin RON di
bawah 90. Sehingga, Pertamina harus mengimpor bahan bensin RON 95 yang
diturunkan lewat percampuran dengan bensin hasil kilang yang RON-nya sekitar
80. Dari percampuran ini dihasilkan bensin RON 88 atau bernama Premium.
Dari berbagai pengalaman pada saat selisih harga Premium dan
Pertamax hanya Rp 9.400 atau sekitar Rp 1.000/liter, konsumsi Pertamax melonjak
hingga 100% lebih. Ketika selisih harga Premium dan Pertamax kembali melebar,
masyarakat kembali beralih lagi ke Premium. Dengan mengambil medium
range antara Premium dan Pertamax, harga RON 90 sekitar
Rp 8.000-8.300/liter.Kebijakan pemerintah Premium akan tetap tersedia di
masyarakat. Lahirnya Pertalite akan jadi produk tambahan dari Pertamina yang
menjadi terobosan bagus untuk Pertamina. Karena perbedaan harga Premium dan
Pertamax terlalu jauh dan dijadikan varian.
Bahwa bensin jenis ini sebenarnya punya peluang market yang
cukup besar karena populasi kendaraan dengan spesifikasi mesin yang membutuhkan
bensin dengan RON 90 jumlahnya cukup tinggi. Bila dilihat dari kesesuaian
perbandingan kompresi mesin dengan RON pada BBM yang ada sekarang, populasi
terbanyak adalah kendaraan dengan kompresi antara 9:1-10:1 tapi BBM-nya nggak
tersedia. Adanya RON 88 untuk yang kompresinya di bawah 9:1, RON 92 untuk
10:1-11:1 dan RON 95 untuk 11:1-12:1. Karena
yang RON 90 belum tersedia, sehingga kendaraan dengan mesin 9:1-10:1 harus
pakai Premium atau Pertamax. Setelah ada RON 90 jadi lebih sesuai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar